Stop Percaya Hari dan Angka Sial, Ini Alasannya

Meski sudah hidup pada zaman modern, namun insan tidak mampu lepas dari mitos dan takhayul. Ada saja hal-hal yang masih dianggap tabu dan dipercaya meski sudah hidup diera kecanggihan teknologi  yang maju. Salah satu yang masih dipercaya ialah wacana mitos hari dan angka yang dianggap sial.

Dua hal ini dihindari untuk menjauhkan diri dari keburukan yang dipercaya akan menimpa orang-orang yang menggunakan. Tidak heran jikalau banyak orang yang batal menggelar program pada hari-hari tertentu dengan alasan mampu tertimpa sial.

Padahal sejatinya semua hari dan angka ialah baik. Rasulullah SAW juga menyatakan keharaman dari kebiasaan tersebut. Pasalnya mampu berdampak buruk jikalau tetap percaya hal tersebut. Berikut selengkapnya.

Sebagai contoh, masyarakat begitu takut menyelenggarakan program pada bulan Muharram. Bulan yang di Indonesia bersahabat disebut bulan Suro ini memang terkenal angker. Sehingga jarang sekali digunakan untuk menyelenggarakan semisal ijab kabul dan pesta lainnya. Konon, mereka yang tetap nekat menggelar acara di bulan ini akan tertimpa sial.

Demikian dengan angka 13. Angka ini begitu ditakuti alasannya ialah dianggap menjadi angka sial. Jika mengalami sesuatu alasannya ialah menerima angka itu, pasti akan disangkut pautkan terhadap mitos yang selama ini berkembang di masyarakat.

Perlu diketahui, doktrin terhadap hari, angka, tanggal dan hal lainnya yang dianggap membawa sial ialah kebiasaan masyarakat jahiliyah pada zaman dahulu. Islam datang dengan cahaya menghapus dan mengharamkan hal tersebut.

Namun kini, sepertinya banyak muslim yang justru kembali ke zaman itu. Dengan mempercayai adanya hari dan angka sial.

”Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku ialah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” (HR. Muslim no. 6000)

”Allah ’Azza wa Jalla berfirman,’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mengatakan ’Ya khoybah dahr’ [ungkapan mencela waktu, pen]. Janganlah seseorang di antara kalian mengatakan ’Ya khoybah dahr’ (dalam rangka mencela waktu, pen). Karena Aku ialah (pengatur) waktu. Aku-lah yang membalikkan malam dan siang. Jika suka, Aku akan menggenggam keduanya.”  (HR. Muslim no. 6001)

Dari hadist di atas dapat disimpulkan jikalau Tuhan SWT marah jikalau hamba-Nya mencela waktu. Pasalnya, Dia lah pengatur waktu dan yang berkuasa membolak balikkan itu.

Dalam hadist lain, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengabarkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

“Tidak ada penularan penyakit (dengan sendirinya), tidak ada thiyarah (menganggap sial dengan sesuatu), tidak ada kesialan dengan eksistensi burung hantu dan tidak ada pula kesialan bulan Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kita harus tahu, mencela waktu dan menganggap sial sesuatu dapat membuat insan terjerumus ke lembah dosa. Celaan untuk kedua hal ini ialah termasuk dalam kategori syirik akbar (syirik yang mengekuarka pelakunya dari Islam).

Dengan celaan itu, kita menyandarkan banyak sekali kejadian pada selain Allah. Padahal siapa yang meyakini ada pencipta selain Allah, maka termasuk kafir.  Untuk itu, berhati-hatilah dalam berucap. Berhati-hatilah dalam melaksanakan sesuatu. Bukankah selalu ada malaikat yang melihat tindak tanduk kita.
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Stop Percaya Hari dan Angka Sial, Ini Alasannya"

 
Template By Kunci Dunia
Back To Top